Sabtu, 19 November 2016

BANK SAMPAH RUKUN JAYA - JAMBANGAN SURABAYA





Manusia sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya untuk peduli akan lingkungan, karena kita tidak hanya hidup sendiri tetapi hidup bersama dengan keanekaragaman makhluk yang ada di alam semesta dan tentunya saling membutuhkan dan saling ketergantungan.. 
Melakukan hal - hal kecil yang dimulai dari lingkungan sekitar kita, dapat berdampak dan bermanfaat besar bagi kehidupan di masa mendatang. Hal - hal kecil tersebut seperti melakukan pemilahan dan pemanfaatan sampah disekitar kita. 
Sehubungan dengan mata kuliah persampahan, para mahasiswa semester 3 Jurusan Teknik Lingkungan Universitas PGRI Adibuana Surabaya melakukan survey lokasi suatu bank sampah di Surabaya tepatnya pada Bank Sampah Rukun Jaya RT 2 RW 3 Jambangan Surabaya. Bank sampah ini berada dibawah naungan Bank Sampah pusat yang ada di Kota Surabaya, yakni Bank Sampah Bina Mandiri. 
Sekilas tentang Bank Sampah Rukun Jaya. Ceekiidoottt :D 


                        

PENGELOLAAN
                PERSAMPAHAN

“OBSERAVASI BANK SAMPAH”
RUKUN JAYA - JAMBANGAN

Oleh : Anggun Nur A (153800020)
Dosen Pembimbing : Dra.Sri Widyastuti, S.T, M.Si.
Mata Kuliah : Pengelolaan Persampahan

Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas PGRI AdiBuana Surabaya
2016



1.      Latar Belakang
Sampah merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Segala aktivitas manusia sehari – hari selalu menghasilkan sisa barang atapun bahan yang biasa sebut sampah ataupun limbah. Pengolahan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan permasalahan yang cukup berat di lingkungan. Dengan adanya perkembangan teknologi seperti saat ini, sudah banyak bermunculan usaha – usaha pengelolaan sampah. Salah satunya adalah Bank Sampah.
Bank Sampah merupakan sebuah wadah sebagai tempat untuk mengumpulkan sampah, baik sampah dengan jenis – jenis tertentu maupun segala jenis sampah. Di dalam bank sampah terdapat sebuah organisasi atau kepengurusan yang mengatur operasional jalannya sampah setiap hari.
Pada umumnya bank sampah menerima sampah – sampah kering seperti plastic, kertas, kain, besi, kaca, dll. Sampah –sampah tersebut biasanya di dapat dari nasabah sehingga para nasabah menerima upah atas penjualan sampah mereka dari bank sampah. Kemudian pihak bank sampah mulai mengelola sampah yang kemudian dijual kepada pelapak ataupun kepada bank sampah pusat.
Jadi, secara umum tujuan di dirikannya bank sampah pada kondisi saat ini adalah sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi timbunan sampah kering rumah tangga yang tidak terkendali di kalangan masyarakat, selain itu juga untuk meningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.


2.      Bank Sampah yang dikunjungi
Observasi / Survey dilakukan pada salah satu Bank Sampah yang dirasa sudah cukup bagus di Surabaya. Tepatnya di :
BANK SAMPAH RUKUN JAYA
Jl. Jambangan Sawah RT 02 RW 03
KELURAHAN JAMBANGAN – SURABAYA
No. Telp : (031)8293986
Nomor Induk : BSBM -39
BANK SAMPAH ini memiliki motto : “SALING BERBAGI”
Lokasi di area Bank Sampah Rukun Jaya
            
                                                                                   
                                  Mengisi buku tamu
 
              
3.      Latar belakang didirikannya Bank Sampah Rukun jaya – Jambangan :
Bank Sampah ini didirikan pada tahun 2012, penyebab didirikannya Bank Sampah ini merupakan slah satu rangkaian guna mendukung penilaian dalam lomba Kampung Green and Clean Se-Kota Surabaya.
Syarat mendapat poin lebih dalam perlombaan itu adalah dengan membangun bank sampah di dalam suatu RT. Sehingga masyarakat di daerah ini terdorong untuk membangun Bank Sampah, selain itu dengan adanya bank sampah di lingkungan mereka, menjadikan kampung menjadi lebih tertata perihal pengelolaan sampahnya, kampung menjadi lebih asri, dan lebih dikenal oleh pihak luar terlebih dalam dunia pendidikan lingkungan.
Informasi yang didapat dari narasumber kita yakni Ibu Takim, proses pembangunan bank sampah ini murni dari hasil swadaya dan bantuan sukarela masyarakat setempat, sehingga rasa memiliki pada bank sampah ini cukup tinggi.
Pada awal pendirian bank sampah dengan jumlah nasabah yang masih sedikit, pengurus masih menerima nasabah dari lingkungan / RT luar. Namun semakin berkembangnya bank sampah dengan jumlah nasabah 75 orang maka para nasabah dari luar RT terpaksa di stop karena dirasa terlalu banyak nasabah.
Selain itu, Bank Sampah Rukun Jaya ini juga memanfaatkan sampah untuk di daur ulang menjadi keajinan – kerajinan. Hasil dari kerajinan yang dibuat oleh para anggota / nasabah dijual kepada orang – oang yang bersedia membeli dengan harga yang ditentukan oleh pengrajinnya. Pembuatan kerajinan juga dilakukan ketika ada pelatihan dan bisa dijadikan pameran ketika ada tamu yang berkunjung.


Foto hasil kerajinan di Bank Sampah Rukun Jaya
                       

4.      Sistem menabung, setor sampah dan bunga di bank sampah
Narasumber juga menjelaskan, bahwa sistem menabung di bank sampah ini ialah para nasabah mengumpulkan sampah mereka khusunya sampah kering meliputi plastik, kertas, kardus, botol kaca, botol plastic, besi, sandal karet, dll. Sampah – sampah tersbut disetorkan oleh para nasabah yang merupakan masyaraka RT tersebut setiap satu minggu sekali yakni hari Rabu. Untuk para nasabah yang tidak bisa menyetor di hari Rabu, bisa dilakukan pengumpulan sampah dengan menaruh sampah di area bank sampah kemudian memberi label nama supaya pengurus bisa dengan mudah mendata.



Beberapa contoh foto sampah yang diterima di Bank Sampah Rukun Jaya
botol plastik keras
botol plastik berwarna
gelas plastik bening'

Masing – masing botol plastik tersebut dipisah karena memiliki harga yang berbeda - beda.

kardus, kertas, glangsing
kaleng
       

bak campur (campuran sampah kering berbagai jenis)
botol kaca
karak/nasi kering

Untuk harga sampah di atas Rp 1.000,- para pengurus menetapkan harga yang berbeda ketika membayar kepada nasabah dan menjualnya kepada Bina Mandiri. Harga yang ditetapkan tersebut digunakan sebagai jasa lelah para pengurus ketika memilah, membersihkan dan merapikan sampah dari para nasabah. Misalnya harga suatu sampah per kg adalah Rp 1500,- namun pengurus membayarkan Rp 1300,- kepada nasabah. Jadi sisa uang Rp 200,- digunakan sebagai jasa pengurus bank sampah.
Selain itu juga diadakannya iuran wajib sebesar Rp 2.000,- setiap hari Rabu ketika pengumpulan sampah. Juga diadakannya menabung sukarela bagi para nasabah.
Tujuan diadakan system yang seperti ini adalah untuk mengembangkan uang yang di dapat hasil dari hasil penjualan sampah, selain itu juga untuk membantu para nasabah yang membutuhkan pinjaman. Dengan bunga sebesar 10% selama 16 kali Angsuran dan setiap Angsuran dilakukan setiap hari Rabu dirasa tidak begitu memberatkan nasabah.
5.      Sistem pembayaran dan Pengambilan tabungan nasabah
Sistem Pembayaran sampah kepada nasabah dan Pengambilan tabungan pada Bank Sampah Rukun Jaya ini dilakukan setiap satu tahun sekali, yakni pada awal puasa dan itu atas kesepakatan bersama seluruh nasabah dan pengurus bank sampah.
Dengan tujuan uang yang didapat dari tabungan dan hasil penjualan sampah bisa dikelola untuk kebutuhan pinjaman nasabah lainnya. Selain itu, pengambilan uang yang mendekati lebaran juga bermanfaat untuk keperluan keluarga menjelang lebaran.
Namun tidak menutup kemungkinan ada nasabah yang ditengah perjalanan membutuhkan uang dan ingin mengambil uangnya tersebut, maka pihak pengurus memperbolehkan untuk uang tersebut diambil.
Hasil dari penjualan sampah para nasabah tidak selalu uang, sebagian diberikan dalam bentuk parcel lebaran ataupun diadakan rekreasi bersama untuk seluruh anggota Bank Sampah.
6.      Buku Tabungan Bank Sampah
Bank Sampah Rukun Jaya memiliki buku tabungan bagi masing – masing nasabah. Seperti pada gambar di bawah ini. Buku tabungan sukarela para nasabah di pisah dengan buku tabungan hasil penjualan sampah. Namun pada akhirnya total Rupiah masing – masing nasabah dijadikan satu.


Buku tabungan khusus bank sampah yang diberikan Bina Mandiri kepada Bank Sampah Rukun Jaya

Buku tabungan bank sampah yang ada di bank sampah Rukun Jaya
                             
Rincian tabungan bank sampah + tabungan sukarela nasabah
                              

7.      Dijual kemana kah sampah – sampah tersebut?
Setelah sampah terkumpul selama 3 – 4 minggu biasanya pada hari Rabu Pukul 14.00 WIB, sampah – sampah dari Bank Sampah Rukun Jaya di setor ke Bank Sampah Bina Mandiri. Bank Sampah Bina Mandiri adalah Bank Sampah pelopor dan merupakan Bank Sampah Terpusat. Jadi kebanyakan Bank Sampah – Bank Sampah lain juga banyak yang menyetor / menjual sampah mereka kesana. Mengapa memilih bank sampah Bina Mandiri? Karena Bank Sampah Bina Mandiri bisa merekomendasikan jika adanya suatu pelatihan ataupun beasiswa bagi angota Bank Sampah lainnya. Selain itu, Bank Sampah Rukun Jaya ini juga telah mendapatkan bantuan berupa CSR Listrik sebesar 2.500.000,- beserta alat cetak struk pembayaran listrik atas rekomendasi Bank Sampah Bina Mandiri.
bayar listrik dengan sampah
                                                  
Namun perlu diketahui, jika pada proses pengangkutan sampah dari Bank Sampah Rukun Jaya menuju Bank Sampah Bina Mandiri, timbunan sampah tidak memenuhi 1 truk maka pihak Bank Sampah yang menyetor akan kena charge. Namun untuk berapa Jumlah Rupiah Charge masih belum tahu karena selama ini Bank Sampah Rukun Jaya selalu penuh 1 truk. Namun tidak menutupkemungkinan jika ada orang luar yang ingin membeli sampah di Bank Sampah Rukun Jaya ini maka di perbolehkan dengan harga yang sama dengan harga ketka menjual ke Bank Sampah Bina Mandiri.
Informasi yang di dapat dari narasumber di lokasi, biasanya sekali pengangkutan yakni 3-4 minggu diperoleh berat sampah sebesar 500 – 800kg total dari semua jenis sampah. Dan jika diuangkan berkisar antara Rp 500.000,- – Rp 800.000,-. Jika dikalkulasikan, jumlah pendapatan bank sampah ditambah tabungan sukarela nasabah dan iuran wajib per minggu Rp 2.000,- maka jumlah saldo Bank Sampah Rukun Jaya ini bisa mencapai Rp 80.000.000 – Rp 90.000.000 (Delapan Puluh Juta Rupiah hingga Sembilan Puluh Juta Rupiah).
Kemudian setelah di setor ke Bank Sampah Bina Mandiri, sampah – sampah tersebut di beli atau dijual kepada pabrik – pabrik yang membutuhkan. Misalnya pabrik plastic, botol kaca dll. Dengan harga yang ditentukan oleh pihak Bank Sampah Bina Mandiri.

8.    Saran untuk pengelolaan bank sampah secara khusus dan sampah secara umum
Saran untuk pengelolaan Bank Sampah Rukun Jaya ialah sebaiknya memperluas lagi organisasi ini dan tidak hanya untuk wilayah 1 RT saja, karena sistematika kepengurusan dan operasionalnya sudah berjalan dengan bagus sehingga jika bank sampah ini diperluas, maka akan meningkatkan kesadaran masyarakat supaya lebih peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan. Semoga bank sampah Rukun Jaya bisa terus berkembang dan semakin maju dan menjadi bank sampah percontohan bagi RT – RT lain sehingga menjadikan kota Surabaya menjadi kota yang peduli terhadap lingkungan.
Saran untuk pengelolaan Bank Sampah pada umumnya ialah supaya orang – orang yang sudah tergabung dalam organisasi bank sampah terlebih dari pihak pemerintah bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat kota Surabaya tentang pengelolaan pesampahan dengan menggunakan system Bank Sampah.
Sebaiknya juga dilakukan pengelolaan terhadap sampah yang dikumpulkan seperti dilakukan 3R dan tidak haya dijual ke pelapak atau di pasok ke pabrik – pabrik yang membutuhkan.
Lampiran daftar harga sampah dari Bina Mandiri untuk bank sampah Rukun Jaya
daftar harga sampah dari bank sampah bina mandiri (sumber : bank sampah bina mandiri)
Lampiran Struktur Organisasi dan Kepengurusan Bank Sampah Rukun Jaya
                                                                                                 

 
foto bersama di bank sampah rukun jaya
SEKIAN
TERIMA KASIH


































































      

EVAPORASI


Materi Evaporasi dalam Mata Kuliah Fisika II yang saya rasa cukup terlambat mempostingnya ini semoga bisa bermanfaat khusunya bagi jurusan Teknik Lingkungan, segala apa yang ada di dalam materi ini saya ambil dari website - website yang telah saya tulis link nya di dalam daftar pustaka. semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih 

EVAPORASI





Disusun Oleh :
Anggun Nur Angraeni                              (153800020)

Dosen Pembimbing:
Drs. Setyo Purwoto, S.T., M.T

Mata Kuliah :
FISIKA II

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir semester 2 mata kuliah FISIKA IIini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga berterima kasih pada Bapak Drs. Setyo Purwoto, S.T., M.T yang telah memberikan tugas, ilmudanmembimbing kamidalammatakuliah FISIKA II.
            Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “EVAPORASI” dalam mata kuliah Fisika II. Penulis menyadari sepenuhnya dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami oleh siapa saja yang membacanya.Sekiranya proposal yang telah penulis susun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun oranglainyang membacanya.Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.


Surabaya, Juni 2016


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

   I.1            LATAR BELAKANG
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.Penguapan ialah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul dan menjadi awan.Lantaran pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil bisa bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turunlah hujan. Siklus air terjadi terus-menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari danau, samudera, embun serta sumber air lainnya.Dalam hidrologi penguapan & transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam stomata tumbuhan) dengan kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau, waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan transpirasi disuatu kawasan ada bermacam-macam antara lain: temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan angin, tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain.
Sedangkan alat yang digunakan dalam proses evaporasi dinamakan evaporator, yaitu suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental.
Dalam bab – bab selanjutnya akan dijelaskan secara rinci mengenai prinsip kerja evaporasi, tujuan evaporasi, cara kerja, jenis - jenis evaporasi rumus evaporasi, hingga alat evaporasi.



   I.2            RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud evaporasi?
2.      Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi laju evaporasi ?
3.      Apa  saja prinsip dan tujuan dari evaporasi?
4.      Apa saja jenis – jenis evaporasi ?
5.      Bagaimana cara kerja dari evaporasi ?

   I.3            TUJUAN
1.      Supaya mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang evaporasi
2.      Supaya mahasiswa dapat memahami cara kerja evaporasi dan hal – hal yang berkaitan dengan evaporasi
3.      Suapaya mahasiswa dapat mengaplikasikan prinsip, cara kerja dan proses evaporasi dalam dunia nyata

   I.4            MANFAAT
1.      Mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang evaporasi
2.      Mahasiswa menjadi paham tentang hal – hal yang berkaitan dengan evaporasi
3.      Mahasiswa dapat mengaplikasikan prinsip kerja dan proses evaporasi dalam dunia nyata




BAB II
PENDAHULUAN

II.1            EVAPORASI
Penguapan / evaporasi ialah proses perubahan molekul dalam kondisi cair (seperti air) dengan spontan menjadi gas (uap air). Proses ini ialah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan bisa dilihat dari lenyapnya cairan secara terus menerus saat terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tak mempunyai energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Jika tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Saat molekul-molekul saling bertumbuhkan mereka saling bertukar energi di berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Kadang transfer energi ini sangat berat sebelah sehingga salah satu molekul memperoleh energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Jika ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul itu bisa terbang ke dalam gas dan menguap.
Ada cairan yang nampak tak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contoh: minyak makan di suhu kamar). Cairan ini mempunyai molekul-molekul yang cenderung tak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat member satu molekul “kecepatan lepas” energi panas yang dibutuhkan untuk berubah menjadi uap. Tapi cairan ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya lebih lambat dan karenanya lebih tak terlihat.


Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan tanah, air, dan permuaakan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau, waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan transpirasi disuatu kawasan ada bermacam-macam antara lain: temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan angin, tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain. Kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi merupakan evaporasi total (evapotranspirasi) yang juga disebut dengan Consumtive use. Evapotranspirasi dapat terjadi dalam dua keadaan, yaitu terjadi pada saat cukup air disebut Evapotranspirasi potensial, dan evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya, dalam arti kondisi pemberian air seadanya disebut Evapotranspirasi aktual. Kehilangan air oleh proses evaporasi dan transpirasi dapat mempercepat terjadinya kekeringan dan penyusutan debit sungai pada musim kemarau, umumnya didaerah tropis.
Bagi pakar hidrology, kehilangan air akibat evaporasi biasanya dilihat dari dua sisi. Pertama, evaporasi dari permukaan (Eo) yaitu penguapan air langsung dari danau, sungai dan badan air lainnya. Kedua, kehilangan air melalui vegetasi oleh proses-proses intersepsi dan transpirasi. Selama proses evaporasi dapat terjadi perubahan-perubahan pada bahan, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain perubahan viskositas, kehilangan aroma, kerusakan komponen gizi, terjadinya pencokelatan dll.
“Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air.” (Praptiningsih, 1999)



II.2            FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVAPORASI

Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi: radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan bidang permukaan.

Sebagian radiasi gelombang pendek ( shortwave radiation ) matahari akan diubah menjadi energi panas di didalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan menghangatkan udara di sekitarnya. Panas yang dipakai untuk menghangatkan partikel – partikel berbagai material di udara tanpa mengubah bentuk partikel dinamakan panas – tampak ( sensible heat ). Sebagian energi matahari diubah menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik ini akan menyebabkan perputaran udara dan uap di atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan udara di atas permukaan tanah jenuh, sehingga mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada permukaan bidang evaporasi.

2.         Ketersediaan Air
Melibatkan jumlah air yang ada dan juga persedian air yang siap untuk terjadinya evaporasi. Permukaan bidang evaporasi yang kasar akan memberikan laju evaporasi lebih tinggi daripada bidang permukaan rata karena pada bidang permukaan kasar besarnya turbulent meningkat.

Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi.Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air.Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air.Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin).Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.


Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air.Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan.Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air.Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi.Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan.Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti.Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi.Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalama.

Kapasitas kadar air dalam udara secara langsung dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu di tempat tersebut. Beasarnya kadar air dalam udara di suatu tempat tersebut. Proses evaporasi tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air, Dvp,(  saturated vapour pressure deficit ) di udara atau jumlah uap air yang dapat diserap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh. Sehingga, evaporasi lebih banyak di daerah pedalaman karena kondisi udara cenderung lebih kering daripada di daerah pantai yang lembab karena penguapan dari permukaan air laut.

Ketika pengupan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan secara bertahap menjadi lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan tidak mampu menampung uap air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas permukaan bidang tersebut akan berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan dan kerapatan udara, dan demikian, proses penguapan air dari bidang penguapan tersebut akan berlangsung secara terus – menerus. Hal ini terjadi karena adanya pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan massa udara dari tempat dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara lebih rendah ( proses adveksi ) dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan bidang penguapan sangat penting. Penguapan air di daerah lapang lebih besar dari daerah dengan banyak naungan karena di daerah lapang perpindahan udara menjadi lebih bebas.

Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses evoporasi melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang kasar atau tidak beraturan, kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses gesekan. Tapi, pada tingkat tertentu, permukaan bidang penguapan yang kasar juga dapat gerakan angin berputar ( turbulent ) yang dapat memperbesar evaporasi. Pada bidang permukaan air yang luas, angin kencang juga dapat menimbulkan gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya evopotranspirasi.

II.3            TUJUAN EVAPORASI
Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent) dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui dalam sebagian besar sistem larutan adalah air.Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Beberapa sistem evaporasi bertujuan untuk mengambil air pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air laut untuk mengambil air tawarnya.Evaporasi berbeda dengan distilasi, dalam hal uap yang dihasilkan biasanya merupakan komponen tunggal; bahkan jika uapnya adalah multikomponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi fraksi-fraksi komponen penyusunnya. (Nuryanti, 2011)


II.4            PRINSIP – PRINSIP  EVAPORASI
1.          Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap
2.          Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan sehingga menghsilkan  larutan yang lebih pekat
3.          Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakai secara luas untuk merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun emulsi dengan cara menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan.
4.           Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup cairan pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-kadang ada pula cairan volatile sebagai hasil utama, misalnya selama pemulihan pelarut.

II.5            MACAM – MACAM EVAPORASI
1.         Evaporasi potensial (ETp)
Menggambarkan laju maksimum kehilangan air dari suatu lahan yang sangat ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutup tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup dan ditentukan oleh parameter-parameter  iklim.

2.         Evaporasi standar (ETo)
Adalah evaporasi pada suatu permukaan standar yang dapat diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh rerumputan hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup tinggi antara 8-15 cm.

3.         Evapotranspirasi tanaman (ETc)
Pada kondisi standar adalah ET dari suatu lahan luas dengan tanaman sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit, yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai produksi penuh di bawah keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc berubah-ubah menurut umur atau fase perkembangan tanaman.

4.         Evaporasi aktual (ETa)
Menggambarkan laju kehilangan air dari suatu lahan bertanam pada kondisi aktual iklim, tanaman dan lingkungan tumbuh serta pengelolaan.
II.6            RUMUS EVAPORASI

1.      Cara Dalton (Perumusan Dasar)


E = C (ew – ea)f(u)

 
 



Keterangan :
E = Evaporasi dari permukaan air (open water)
C= Koefisien tergantung dari tekanan barometer
u = Kecepatan angin
ew = tekanan uap jenuh muka air danau
ea = tekanan uap diatasnya

2.      Cara Rohwer


E = 0,484 (1 + 0,6 V ) (ew – ea)

 
 



Keterangan :
E          = evaporasi (mm/hari)
e.w      = tekanan uap jenuh dengan temperatur sama dengan temperatur air (milibar)
e.a        = tekanan uap air di udara (milibar)
V         = kecepatan angin rata-rata dalam sehari

      3.      Cara Penman

E0 = 0.35 (Pa – Pu) (1 + U2/100



Keterangan :
E0 = Penguapan (mm/hari)
Pa = Tekanan uap jenuh pada suhu rata harian (mmHg)
Pu = Tekanan uap sebenarnya (mmHg)
U2 = Kecepatan angin dalam mile/hari, sehingga bentuk U2 dalam m/dt masih harus dikalikan dengan 24 x 60 x 60 x 1600
II.7            EVAPORATOR

II.7.1.     DEFINSI EVAPORATOR
Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses perindustrian. Merupakan alat yang digunakan untuk mengevaporasi larutan.Evaporasi sendiri artinya adalah menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung evaporator.Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dengan pelarut yang mudah menguap. Atau bisa dikatakan bahwa evaporasi adalah proses penguapan. Evaporator berfungsi untuk mengubah sebagian atau keseluruhan pelarut dari suatu larutan dari betuk cair menjadi uap.
Pada dunia industri, manfaat dari alat ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah lebih lanjut, pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air.Evaporator memiliki dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap air yang terlarut dalam cairan. Pada umumnya evaporator terdiri dari tiga bagian yaitu:
·            Tempat penukar panas
·            Bagian evaporasi (tempat dimana liquid mendidih lalu menguap) 
·            Bagian pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
Hasil dari evaporator berupa padatan atau larutan yang berkonsentrasi dan larutan yang telah dievaporasi biasanya terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah menguap). 
Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan, yaitu
·           Sebuah tabung penguapan
·            Sebuah alat pindah panas
·           Sebuah kondensor
·           Sebuah metode untuk menjaga tekanan vakum.
Keempat komponen ini harus diperhatikan dalam merencanakan suatu evaporator.Sistem tekanan vakumnya harus dapat mengalirkan gas yang tidak terkondensasi agar bisa menjaga tekanan vakum yang diinginkan di dalam tabung penguapan.Panas yang cukup harus dialirkan atau diberikan ke produk untuk penguapan sejumlah air yang diinginkan, serta sebuah kondensor yang berguna untuk mengembangkan dan memindahkan uap air yang diprosuksi melalui penguapan.

II.7.2.      JENIS – JENIS EVAPORATOR
1.         Pan Evaporasi
Cara kerja :
Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan.Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam selubung (jaket) atau dalam pipa spiral yang dicelupkan.Kadang-kadang ketel dipanasi api langsung. Pengaduk dapat ditempatkan didalamnya.Evaporator ini murah dan operasinya sederhana.
2.         Horizontal Tube Evaporator
Cara Kerja :
            Feed masuk (diluar pipa),baru kemudian steam (didalam pipa)didalam pipa atau tube terjadi perpindahan panas karena adanya pemanasan,sehingga liquid yang diluarnya mendidih dan uap yang terjadi mengalir keatas, kemudian liquidnya menjadi pekat,lalu dikeluarkan melalui lubang  bagian dasar evaporatorsedangkan, kondensat dikeluarkan melalui lubang yang sudah disediakandemikian juga gas non kondensat dikeluarkan melalui vent.

3.         Vertikal Tube Evaporator
Cara Kerja :
Feed masuk evaporator kemudian masuk tube melalui bawah (tinggi cairan hampir sama dengan tinggi tube) steam masuk ke pembungkus tube (dirongga steam). Jadi cairan berada didalam tube sedangkan steam berada diluarnya, cairan akan mendidih didalam tube. Cairan yang sudah pekat keluar disalurkan melalui down take dan dikeluarkan dari bawah evaporator, sedangkan kondensat, vapol, dan non kondensat gas keluar dari tempat yang sudah disediakan. Luas down take 75-100% dari luas gabungan seluruh tube.
4.         Falling Film Evaporator
Cara Kerja :
Zat cair masuk dari atas, lalu mengalir ke bawah didalam tabung panas itu dalam bentuk film, kemudian keluar dari bawah. Tabung-tabungnya biasanya agak besar, diameternya antara 2 sampai 10in. Uap yang keluar dari zat cair itu biasanya terbawa turun bersama zatcair, dan keluar dari bawah unit itu. Evaporator ini bentuknya menyerupaisuatu penukar kalor jenis tabung, yang panjang, vertikal, dan dilengkapidengan separator zat cair-uap di bawah, dan distributor (penyebar) zat cair di atas.
5.         Agitated film evaporator
      Cara Kerja :
Umpan masuk dari puncak bagian bermantel dan disebarkan menjadi film tipis yang sangat turbulen dengan bantuanmn daun-daun vertikal agitator (pengaduk).


·           Jenis-jenis evaporator berdasarkan cara pemanasannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.         Direct Fired Evaporator, merupkan jenis evaporator dengan cara pengapian langsung dimana apai dan pembakar gas dipisahkan dari cairan mendidih dengan pembatas dinding besi atau permukaan untuk memanaskan.
2.         Submerged Combution Evaporator, yaitu evaporator yang dipanaskan oleh api yang menyala dibawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati cairan.
3.         Steam Heated Evaporator, adalah evaporator yang menggunakan pemanas steam atau uap lain yang dapat dikondensasi, sumber panas dimana uap terkondensasai pada suatu sisi di permukaan pemanas dan kemudian panas ditransmisi lewat dinding ke cairan yang mendidih. 

·           Evaporator berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan menjadi :
1.         Yang pertama bila kita hanya menggunakan satu evaporator saja, uap dari zat cair yang mendidih dikondensasikan dan dibuang. Metode ini disebut dengan evaporasi efek-tunggal (single-effect evaporation). Walaupun metode ini sederhana, namun proses ini tidak efektif Dalam penggunaan uap. Untuk menguapkan llb air dari larutan, diperlukan 1 – 1.3 lb uap.
2.         Yang kedua, jika uap dari satu evaporator dimasukkan ke dalam rongga uap (steam chest) evaporator kedua, dan uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam kondenser, maka metode ini akan menjadi efek dua kali atau biasa disebut eveporasi efek-dua (double-effect evaporation).
3.         Yang ketiga, ketika evaporator yang digunakan dalam suatu metode lebih dari satu, seperti misalnya uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam rongga uap evaporator ketiga, dan berlanjut sampai beberapa evaporasi, maka metode ini disebut evaporasi efek-ganda (multiple-effect evaporation).
·           Selain itu, terdapat klasifikasi jenis evaporator lainnya yang biasa digunakan. Jenis – jenis utama evaporator tabung dengan pemasukan uap yang lazim dipakai adalah evaporator tabung horizontal, dan evaporator vertikal tabung panjang.
1.         Evaporator tabung horizontal
Gambar 1.1 Evaporator Tabung Horizontal
Sumber :http://www.scribd.com/doc/15812827/Evaporators
Dapat dilihat contoh evaporator tabung horizontal diatas.Evaporator ini memiliki tabung yang tidak terlalu tinggi, tetapi berbentuk horizontal sehingga mempunyai ukuran yang lebih lebar dibandingkan dengan evaporator jenis lainnya. Evaporator tabung horizontal biasanya digunakan untuk kapasitas yang kecil dan untuk mengevaporasikan larutan yang encer dan larutan ini tidak berbusa dan tidak meninggalkan deposit padatan pada tabung evaporator.

2.        Evaporator vertikal tabung panjang
                                                           
Gambar 1.2 Evaporator Vertikal Tabung Panjang
Sumber :http://www.scribd.com/doc/15812827/Evaporators
                   Evaporator jenis ini memiliki tabung yang panjang dan tidak terlalu lebar.Tabung dari evaporator sendiri mempunyai panjang sekitar 12 sampai 20 feet dengan diameter 1 sampai 2 inci.Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam tabung sebagai akibat dari peristiwa didih zat cair yang terpisah kembali ke dasar tabung dengan gravitasi.

II.7.3.    PRINSIP KERJA EVAPORATOR
            Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, evaporator merupakan alat untuk menegevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang tinggi.
             Proses evaporasi memiliki ketentuan, yaitu:
1.         Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih antar zat-zatnya.
2.         Titik didih cairan dipengaruhi oleh tekanan.
3.         Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4.         Titik didih cairan yang mengandung zat yang tidak menguap akan tergantung tekanan dan kadar zat tersebut.Beda titik didih larutan dengan titik didih cairan murni disebut kenaikan titik didih (boiling range).

II.7.4.      PENGGUNAAN EVAPORATOR
Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil, penggunaan evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan, contohnya proses pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang tentunya memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam evapotor dan dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan sehingga yang tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam evaporator. Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan larutan crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan kinerja kolom Destilasi. Skala komersial, proses evaporasi membutuhkan peralatan pendukung seperti kondensor,
perangkap uap, injeksi uap dan evaporator itu sendiri. Dalam
industri gula, khususnya pembuatan gula putih, terjadi beberapa tahapan pengolahan, yaitu pemerahan nira, pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan.
            Untuk menghilangkan kadar uap air yang terdapat di dalam nira dilakukanlah proses penguapan atau evaporasi. Di pabrik gula, penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara dapat ditukar agar dapat dibersihkan bergantian.
            Digunakan evaporator efek-ganda agar proses evaporasi berjalan lebih efektif dan efisien. Evaporasi dimulai dengan memasukkan nira yang akan di evaporasi ke dalam evaporator pertama. Nira ini akan dievaporasi sehingga terbentuk nira yang lebih pekat, serta uap dan kondensat. Uap hasil penguapan tadi digunakan lagi dalam evaporator kedua, dan umpan yang dimasukkan adalah nira yang lebih pekat tadi.Dan berlanjut terus untuk evaporator ketiga dan seterusnya, hingga didapat nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan kurang lebih 60 brik.Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.Gambar dibawah merupakan salah satu evaporator dalam pembuatan nira, tetapi dalam pembuatannya digunakan beberapa evaporator jenis ini yang disusun sedemikian rupa hingga bekerja dengan baik.
                                     

II.7.5.      KAPASITAS ALAT
Untuk evaporator jenis tabung dengan pemanasan uap, maka performa evaporator diukur berdasarkan atas kapasitas evaporator tersebut.Kapasitas didefinisikan sebagai banyaknya pon air yang diuapkan per jam. Agar dapat memindahkan energi panas sesuai dengan keinginan, maka permukaan perpindahan panas evaporator harus mempunyai kapasitas perpindahan panas yang cukup, agar semua refrigeran yang akan diuapkan di dalam evaporator dapat berlangsung dengan optimal dan menghasilkan pendinginan yang maksimum pula. Pemindahan panas yang berlangsung di evaporator daoat terjadi dalam du cara yaitu konveksi dan konduksi. Besarnya kapasitas perpindahan panas pada evaporator tergantung pada lima variabel, yaitu luas area permukaan, beda suhu, faktor konduktivitas panas, ketebalan material yang digunakan, serta waktu.Contohnya evaporator vakum. Evaporator jenis ini biasanya terbuat dari bahan stainles stell 312 dan 308.dengan kapasitas dari 20 liter sampai dengan 120 liter.

II.7.6.      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
            Segalanya yang terdapat di dunia ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing – masing.Begitu pula dengan alat – alat yang sering digunakan dalam perindustrian.Terdapat beberapa kelebihan serta kekurangan dari evaporator yang sering digunakan.Contohnya dalam evaporator tabung-horizontal sirkulasi alam, kelebihannya evaporator jenis ini terus beroperasi, relatif lebih murah, dan baik untuk cairan non-viskos yang mentransfer panas tinggi.Kekurangannya evaporator jenis ini tidak cocok untuk cairan viskos atau kental karena akan memperburuk sirkulasi cairan.
II.8            CONTOH GAMBAR EVAPORASI

        

  




BAB III
PENUTUP

         III.1            KESIMPULAN
                   Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan tanah, air, dan permuaakan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau, waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi: radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan bidang permukaan. Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent) dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Evaporasi potensial (ETp), Evaporasi standar (ETo), Evapotranspirasi tanaman (ETc), Evaporasi aktual (ETa)
Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses perindustrian. Merupakan alat yang digunakan untuk mengevaporasi larutan.Pada umumnya evaporator terdiri dari tiga bagian yaitu:
·            Tempat penukar panas
·            Bagian evaporasi (tempat dimana liquid mendidih lalu menguap) 
·            Bagian pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
            Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang tinggi.


         III.2            DAFTAR PUSTAKA

(04 April 16) https://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan diakses 14 Mei 2016
(Frida, 27 November 15) http://materi-kuliah-13.blogspot.co.id/2015/11/evaporasi.html diakses 14 Mei 2016
(Ria, 02 September 12) http://kusumaworld25.blogspot.co.id/2012/09/evaporator.html diakses 14 Mei 2016
Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset