Terimakasih untuk kalian yang mau berbagi rasa denganku, berbasih kisah, berbagi duka, berbagi suka. hingga membuatku merasa bahwa hadirku begitu berguna untukmu, untuk kalian. Hingga tercipta untaian kata indah, ini bukan darimu untukku tapi darimu dan untukmu wahai sahabat yang menginspirasi ..
tentang cinta yang ku tak tahu dimana dia harus berlabuh
tentang cinta yang ku tak tahu dimana dia harus berlabuh
tentang hati yang ku tak tahu dimana dia harus memilih
tentang perasaan yang ku tak tahu dimana dia harus bertahan
dan tentang kita yang aku tak pernah tau bagaimana ujung dan akhirnya
tentang aku kamu dan dia ..
*****
Engkau yang selalu bisa menyita semua fikiranku hanya
tentangmu
Engkau yang selalu bisa membuatku memliki mimpi indah,
menari diatas awan, terbang tinggi sejuk sekali hingga ku tak kenal apa itu
terjatuh ..
Engkau yang selalu bisa membuatku melakukan apa saja diluar
nalar dan logika
Engkau yang selalu bisa membuatku menangis bertahun – tahun
entah berapa lama lagi ku harus seperti ini, tanpa henti tersedu sedu hingga
kurasa kering air mata ini
engkau yang selalu bisa mematikan seluruh sel – sel
kehidupan dalam diriku, ketika ku bersua dihadapmu serasa detak jantungku ini
berhenti namun tetap kurasa hidup
aku serasa mati, mati karena cintaku untukmu. Engkau
membunuhku, membunuh hati dan perasaanku membunuh cintaku. Semua engkau ambil
engkau miliki lalu engkau pergi, engkau rampas segenap hati dan cinta ini, tak
kau biarkan bersisa, engkau begitu kejam, jahat dan teganya. Namun kenapa
kucinta? Ku begitu mencinta ..
Namun dia yang selalu engkau banggakan
Namun dia yang selalu engkau puja
Namun dia yang selalu engkau prioritaskan
Namun dia yang begitu engkau cinta (mungkin)
Aku yakin, aku percaya ada sebuah tempat tersembunyi yang
tak pernah engkau umbar yang tak pernah engkau tunjukan kepada siapapun.
Disetiap tatap mata, guratan senyum, gerak gerik siluetmu aku yakin ada rasa
berbeda buatmu untukku.
Ah sudahlah, bodoh sekali aku terlalu mengharapkan itu
darimu,
Bodoh sekali aku terlalu berkhayal tinggi tentangmu
Kini ku mengerti betapa sakitnya terjatuh, betapa perihnya
ketika hati ini remuk, betapa payahnya aku ketika seluruh sel dalam tubuhku kau
matikan, semuanya benar benar engkau rampas engkau sita, engkau miliki semuanya
dan aku terlalu bodoh untuk mempercayai hatiku.
Perjumpaan kita memanglah begitu indah, namun ku tahu ini
semua belum tentu berakhir dengan sempurna. Bukan karena aku mendahului
kehendak takdir, namun takdir yang telah berkata demikian kepadaku.engkau
mengajarkan betapa manisnya gula, betapa pahitnya obat, betapa gelapnya hitam,
betapa sucinya putih, betapa sakitnya terjatuh, betapa perihnya terluka, betapa
indahnya warna warni pelangi, betapa bebasnya berlari, dan betapa kosongnya
hati ini ketika kau begitu saja pergi menghilang.. piluuu sungguh kurasa. Serta
betapa sekaratnya aku ketika kau mencoba mematikan semua angan bahagiaku
bersama cintamu. Iya, hanya bersama cintamu, Bukan bersama dirimu!!!
Aku yang terlalu sibuk, sibuk bermain dengan bayang semu,
bayang semu yang selalu menghantui disetiap detik waktuku, disetiap detak
jantungku, disetiap denyut nadiku, disetiap hembus nafasku, disetiap pandang
mataku, disetiap sel dalam otakku sehingga ku tak mampu memikirkan apapun
kecuali tentang dirimu. Engkau yang begitu kucinta, kudamba, kupuja semudah itu
kau merampas hati, fikiran bahkan akal sehat dan logikaku. Kau membuatku gila, membuatku
tak waras, membuatku buta, namun mengapa kau tak perna dan sama sekali tak
pernah menuntunku, menunjukkan jalan setidaknya hingga aku berada di tempat
yang lebih aman. Aku benci, sungguh aku benci!!! Aku benci mencinta, aku benci memuja,
dan aku benci merindui dirimu ..
Entah hingga kapan ku meratapi, mungkin hingga kelak aku
mati. Cinta ini akan kunikmati seorang diri, pergilah kasih, kekasih hati yang
bisa kupeluk namun hanya bayangnya saja. Engkau memang nyata, namun tak kunjung
jua ku dapat bersua. Bersua kataku? Oh tidak, aku cukup naïf untuk itu ..
memandangmu dari jauh saja mampu melumpuhkan sel-sel darahku, mematikan segala
detak dan aktivitas dalam tubuhku. Belum lagi jika engkau nyata berada
dipelukku, mungkin tubuhku ini akan berubah menjadi pasir dan debu tak
berbentuk. Engkau terlalu berharga dihatiku, namun aku bagaikan apa dihatimu?
Sayang, cukup bagiku menikmatinya seorang diri, dan cukup bagimu untuk tahu
bahwa aku telah melupakanmu. Namun segampang itukah aku melupakanmu? Dan
sebodoh itukah aku mudah menyerah? Oh tentu tidak bidadariku, jika memang bukan
untuk saat ini, aku yakin akan ada perjumpaan lain disebuah waktu tempat dan
kondisi yang mengharuskan kita untuk bersama, mungkin itu disurga…
*****
Terimakasih pernah singgah dan mengisi, terimakasih
telah hadir dan menemani. Ketika aku tak lagi sendiri, ketika aku tak lagi sepi
namun engkau masih setia menanti. Sungguh aku tak pernah habis berfikir tentang
dirimu, tentang cintamu yang entah kenapa tak pernah terkikis, tak pernah
luntur dan tak pernah rapuh oleh sang waktu. Lebih dari seribu kata maaf dan
hanya itu yang mampu kuucap untuk segala waktu yang kau relakan untukku. Seribu
kali pula ku bilang bahwa ini semua akan sia – sia namun kau enggan dan ku akui
bahwa kau cukup keras kepala untuk berhenti. Berhenti menyakiti dirimu sendiri,
berhentilah membodohi fikiranmu sendiri, dan berhentilah melukai perasaanmu
sendiri. Kau pun tahu bahwa mencintaiku adalah percuma .. namun mengapa engkau
bertahan? Maafkan aku sayang, keadaan yang selalu memaksaku seperti ini, suatu
saat nanti juga kau akan mengerti bahwa aku pun tak rela ..
Ku akui memang ini terlarang, namun mengapa aku masih
mempertahankan? Ini semua semata – mata bukan karena dirimu, melainkan karena
cinta .
Sempat terbesit di dalam otakku, apa yang engkau
pertahankan dariku? Apa yang sedang engkau perjuangkan dariku? Dan sebenarnya
apa yang sedang engkau cari dari perempuan seperti aku? Sungguh tak habis
berfikir tentang kamu, menanti bertahun – tahun dengan keabu – abuan dan
ketidakpastian memang sungguh menyakitkan, apalagi ketika terhalang oleh tembok
pembatas yang begitu besar dan kokoh, rasanya sesak dan ruang gerak tentunya
menjadi terbatasi. Namun .. mengapa engkau bertahan sayang? Engkau tetap seperti
yang dulu, engkau selalu bisa membuatku luluh, memanjakanku, hingga kurasa
tiada lagi yang mampu menjadi sepertimu. Namun kenapa? Kenapa harus engkau yang
ada dibelakang? Kenapa bukan dia saja, sempat ku bertanya dalam diriku, kenapa
bukan kamu yang aku prioritaskan? Engkau yang selalu menomor satukan aku,
mengapa malah aku menomor sekian kan kamu. Adil kah ini? Kurasa tidak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar